Hidup selama pandemi Covid-19
mungkin telah mematangkan otak remaja melebihi usianya. Pengalaman tidak biasa
seperti sekolah online dan isolasi sosial hingga kesulitan ekonomi dan jumlah
kematian yang meningkat, menjadikan beberapa tahun terakhir ini sangat berat
bagi kaum muda.
Sebuah penelitian kecil yang
membandingkan pemindaian otak anak muda dari sebelum dan sesudah tahun 2020
mengungkapkan bahwa otak remaja yang hidup selama pandemi terlihat sekitar tiga
tahun lebih tua dari yang diharapkan, kata para ilmuwan.
Dikutip dari Science News,
penelitian yang diterbitkan di Biological Psychiatry: Global Open Science
mengungkapkan perubahan otak para remaja yang telah melewati pandemi tak hanya
terimbas persoalan mental.
“Pandemi tidak buruk hanya dalam hal
kesehatan mental remaja, tetapi orak mereka juga ikut berubah” kata Ian Gotlib,
ahli saraf klinis di Stanford University. Akar dari penelitian ini dimulai
hampir satu dekade yang lalu, ketika Gotlib dan rekan-rekannya meluncurkan
sebuah proyek di Bay Area California untuk mempelajari depresi pada remaja.
Para peneliti mengumpulkan informasi
tentang kesehatan mental anak-anak dalam penelitian ini, dan melakukan pemindaian
MRI pada otak mereka. Situasi pembatasan global pada tahun 2020 memaksa para
peneliti untuk menghentikan proyek tersebut. Ketika mereka memulai kembali
setahun kemudian, Gotlib khawatir stres akibat pandemi mengancam akan merusak
hasil mereka.
Ternyata anak-anak yang kembali
belajar setelah satu tahun menjalani kehidupan pandemi melaporkan tingkat
kecemasan dan depresi yang lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka sebelum
tahun 2020. Jadi, tim memutuskan untuk membandingkan pindaian otak yang diambil
sebelum dimulainya pandemi.
Para peneliti melihat perbedaan
dalam 64 pemindaian dari masing-masing kelompok, dicocokkan dengan jenis
kelamin dan usia anak-anak, dengan usia rata-rata sekitar 16 tahun untuk setiap
kelompok. Hasilnya, otak remaja secara alami mengalami proses pematangan yang
menghasilkan penebalan hippocampus, area yang terlibat dengan memori dan
konsentrasi, dan amigdala, yang mengatur pemrosesan emosi.
Pada saat yang sama, korteks — area
yang mengatur fungsi emosional — mulai menipis. Pemindaian otak mengungkapkan
bahwa proses pematangan ini bergerak lebih cepat pada remaja yang pernah
mengalami pandemi. Gotlib mengatakan bahwa otak mereka tampak tiga hingga empat
tahun lebih tua daripada otak para remaja yang dipindai sebelum dimulainya
pandemi.
Bagian mana dari pandemi yang
membentuk otak remaja masih belum jelas. Tetapi “penelitian ini menunjukkan
bahwa pandemi berdampak material pada pematangan otak,” kata Joan Luby, seorang
psikiater anak di Fakultas Kedokteran Universitas Washington. Gotlib curiga
bahwa stres adalah penyebabnya. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa
paparan kekerasan atau kelalaian dapat menyebabkan percepatan pematangan otak
pada anak-anak.
Tapi apa yang menyebabkan perubahan
dan apa implikasinya masih menjadi pertanyaan terbuka. Rudolf Uher, seorang ahli saraf di Universitas
Dalhousie di Halifax, Kanada, menunjukkan bahwa faktor lain seperti waktu layar
yang lebih banyak karena sekolah online dapat berperan. Dan dia memperingatkan
bahwa penelitian di masa depan mungkin tidak mendukung temuan penelitian ini.
Masih tidak jelas apakah percepatan
penuaan otak berdampak pada kesehatan remaja, atau apakah masalah akan muncul
di kemudian hari. Meskipun para peneliti tidak dapat mengatakan dengan pasti,
namun jika otak Anda menua sebelum waktunya, itu biasanya bukan hal yang baik.
Temukan artikel menarik serta informasi mengenai UPVC Bandung, Kusen UPVC, PINTU UPVC, UPVC CONCH, KUSEN UPVC MURAH, KUSEN UPVC ANTI BOCOR, KUSEN UPVC BANDUNG, UPVC, dan artikel menarik lainnya di UPVC BANDUNG BY TETA.